Judul: Before the Flood
Sutradara: Fisher Stevens
Pemain: Leonardo DiCaprio, Barack Obama, Pope Francis, dll.
Durasi: 96 menit
Genre: Dokumenter
Tanggal rilis: 21 Oktober 2016
Sinopsis
Film dokumenter ini mengikuti perjalanan Leonardo DiCaprio
sebagai Messenger of Peace Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengunjungi
berbagai belahan dunia untuk melihat isu-isu lingkungan hidup. Film dokumenter ini dimulai dengan
narasi DiCaprio yang menceritakan tentang lukisan The Garden of Earthly Delights karya
Hieronymus Bosch yang tergantung di atas keranjang
bayinya. Karya tersebut menjadi referensi tentang apa yang sedang coba
dijelaskan lewat dokumenter ini.
The Garden of Earthly Delights karya Hieronymus Bosch |
DiCaprio menjelaskan bahwa bumi sekarang berada di tahap kedua (bagian tengah) dari lukisan karya Bosch tersebut, yaitu fase di mana dosa mulai masuk ke dalam dunia yang tadinya suci dan kudus. Fase sebelum kehancuran dunia yang digambarkan di tahap ketiga (bagian kanan) yang berwarna hitam, menjelaskan tentang kehancuran dunia.
DiCarprio yang menjadi aktor utama dari film dokumenter ini mengunjungi berbagai lokasi yang mengalami efek dari rusaknya bumi karena perubahan iklim secara langsung. Dijelaskan bahwa es di Greenland tidak lagi menjadi pemantul sinar matahari, tetapi malah justru menyerapnya dan membuat volume air laut bertambah. Efek dari hal ini tidak langsung terlihat di Greenland yang kehilangan esnya sedikit demi sedikit, tetapi juga ke lokasi lain yang secara langsung mengalami kenaikan permukaan laut, misalnya pulau-pulau di Pasifik contohnya Palau, Florida dan Miami.
Film dokumenter ini juga tidak segan-segan menjelaskan bahwa adanya aktivitas perusahaan-perusahaan yang menjadi penyebab utama dari kerusakan ozon bumi yang mengakibatkan adanya perubahan iklim. Perusahaan-perusahaan ini membangun bisnis tetapi menyebabkan kerusakan
lingkungan tanpa dibarengi dengan adanya reboisasi lingkungan. Misalnya pembukaan lahan di Indonesia untuk perkebunan
kelapa sawit yang menghasilkan emisi karbon yang lebih banyak kegiatan sehari-hari di Amerika Serikat seperti dikatakan oleh Farwiza Farhan, ketua Yayasan HAKa, saat diwawancarai oleh DiCaprio.
Film ini juga menceritakan tentang adanya peneliti yang dituntut secara hukum, diancam, ketika mempublikasikan soal isu perubahan iklim yang terjadi. Pihak oposisi mencoba melawan peneliti ini dengan mengatakan bahwa yang dipublikasikannya adalah omong kosong, membawanya ke jalur hukum, mengancamnya bahkan keluarganya. Ironis. Hanya karena uang yang tidak bisa dibawa mati, mereka menghalangi adanya orang yang mencoba untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran.
Saat berkunjung ke India, DiCaprio mewawancarai Sunita Narain, Narain membawa DiCaprio melihat sendiri ladang warga yang terendam banjir. Narain juga menjelaskan bahwa di India tidak semua mendapatkan akses terhadap energi. Karena jika mereka melakukan pembangkit listrik berbahan dasar batu bara, justru perubahan iklim akan semakin parah karena emisi karbon yang bertambah.
Film dokumenter ini juga memberikan solusi-solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dan memperlambat kerusakan yang lebih lagi dari perubahan iklim ini. Salah satunya adalah wawancara dengan seorang peneliti yang menyatakan bahwa salah satu caranya adalah dengan mengurangi konsumsi sapi. Karena kotoran yang dihasilkan oleh sapi mengandung senyawa kuat yang merupakan salah satu sumber emisi karbon.
Opini
Menurut saya film ini memiliki unsur visualisasi yang kuat. Perjalanan yang dilakukan oleh kru memakan waktu dua tahun dengan beragam footage yang menunjukkan adegan-adegan yang ingin dijelaskan dengan jelas. Contohnya saat ingin menunjukkan bahwa adanya aktivitas tambang dan perkebunan kelapa sawit yang merusak lingkungan, gambar langsung diambil dari atas helikopter untuk menunjukkan secara keseluruhan. Apalagi footage yang dipakai untuk mendukung statement dari para ahli sehingga penonton dapat memvisualisasi penjelasan para ahli dengan lebih baik.
Memakai sudut pandang DiCaprio merupakan salah satu sisi positif dari film dokumenter ini. Dia dapat mewakili masyarakat awam yang tidak mengerti tentang isu perubahan iklim ini, lalu berkeliling dan menanyakan berbagai macam hal kepada para ahli, pemimpin dunia. Menceritakan urgency yang semakin bertumbuh dari awal cerita dimulai karena semakin banyak fakta yang dia lihat, yang memang terjadi, dan mengerikan dari sudut pandangnya.
Saya salut karena detail yang dipaparkan di film dokumenter ini. DiCaprio sebagai warga Amerika Serikat tidak membuatnya segan menunjukkan sisi negatif Amerika Serikat. Bahkan menyebutkan nama perusahaan dan nama-nama politikus di Amerika
Serikat yang menolak adanya fakta perubahan iklim untuk mendukung
perusahaan-perusahaan ini. Bukan hanya nama dan foto mereka serta bukti
penolakan mereka di media massa atau di pidato mereka, tapi juga jumlah
uang yang mereka terima.
Grafis yang digunakan untuk menjelaskan juga baik dan membuat kita lebih mudah mengerti. Wawancara dengan peneliti jelas menunjukkan betapa mendesaknya isu ini, tetapi wawancara dengan para petinggi negara menunjukkan desakan yang lebih. Apalagi dengan Pope Francis yang menunjukkan bahwa tidak ada oposisi dari agama, justru isu ini harus segera dibereskan. Agama dan sains tidak bertolak belakang.
Hal yang menurut saya disayangkan adalah adanya beberapa scene yang bergoyang parah sampai saya merasa pusing saat menontonnya.
Pemakaian karya Bosch sebagai referensi sejujurnya membangkitkan imajinasi dan visualisasi saya tentang seberapa mengerikannya fase kehancuran itu. Sepanjang perjalanan DiCaprio ke berbagai belahan dunia, dia berkata bahwa sebentar lagi fase kehancuran itu akan terjadi jika manusia tidak mencoba untuk mengurangi aktivitas yang menghancurkan bumi. Fase tempat di mana kita berada sekarang dinamai Before the Flood (sebelum banjir datang), dan film ini membantu saya untuk sadar bahwa saya tidak mau sampai banjir itu datang.
Saya setuju dengan kata-kata penutup DiCaprio di film dokumenter ini dalam pidatonya yang mengatakan bahwa jika kita tidak memulai untuk menanggulanginya sekarang, maka kita akan menjadi sejarah dalam waktu dekat.
Semoga hal tersebut juga dapat timbul di benak kalian dan marilah kita mencoba untuk mengurangi emisi karbon lewat hal-hal sederhana demi memperpanjang usia bumi kita.
Rating
3.5/4
No comments:
Post a Comment