Ini adalah cerita awal tentang Leona, seengaknya kalian bisa sedikit lebih kenal sama Leona. Jadi saya post. Walaupun pendek, tapi seengaknya ini adalah cerita awal dimana Leona ketemu sama Winston Deferrson...
Awalnya kita bersua karena kewajiban semata….
“Kalian semua ibu panggil disini untuk ikut acara padus gabungan seluruh PELIM dalam acara Paskah…”
Awalnya hanya dimulai dengan kekaguman semata….
“Le, liat deh. Yang maen keyboard cakep ya….”
“Umm… boleh lah, charming…”
Padahal itu dimulai dengan cinta pertama ku,
“Gue suka sama lu. Delfin juga bilang lu suka gue. Mau jadi cewe gue?”
“Uuummm…. Sebenernya bener kata Delfin, gue juga suka sama lu. Jadi…. Boleh deh.”
yang kuakhiri begitu saja karena dustanya padaku….
“Jadi dia itu bohongin gue waktu masalah gue sama Gita! Udah deh, gue males berhubungan lagi sama dia!”
Walaupun sebelumnya peringatan yang ‘dia’ berikan itu ada….
‘Dede, jangan sampe suka sama Winston, ya…. Dede sayang koko ‘kan?’
‘Iya. Ga akan. Gimana mungkin, kita bahkan ga pernah ketemu.’
‘Tapi orang bisa suka sama seseorang lewat SMS.’
‘Haha…. Kayaknya buat dede nggak deh….’
Saat awalnya kau mengenal ‘dia’ dan mendapati rasa penasaran tentang diriku kau mulai mengajak untuk mengenalku lewat pesan…. Baru sedikit….
‘Hai, lu cewenya Karrel ya?’
Sayangnya kita sudah selesai, cukup sampai disini…
“Kita putus. Semua selesai.”
“Tapi de…. Kenapa?”
“Lu ga perlu tau. Itu urusan gue. Tanya aja sama orang yang gue kasih tau.”
Saat dusta itu muncul di depan wajahku, aku berteriak dan kita tak pernah lagi berhubungan…. Sampai akhirnya suatu kali aku mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali bertemu denganmu….
“Le, ikut TGC Tomang, yuk!”
“Boleh… kayaknya asyik tuh!”
Dan disanalah benih cintaku mulai tumbuh bagimu, hanya sesaat kau memanggilku untuk pertama kalinya, lalu semua berubah dimataku…
“Hai..”
“Akhirnya lu berani juga nyapa gue…. Nah sekarang udah keliatan ‘kan batang idungnya?”
“…Uuunngg… Kagak tuh?”
“Buta, ya lu? Hahaha….”
Larangan dan kecemasan ‘dia’ yang telah kulupakan menjadi kenyataan. Aku menyangkalnya di awal cerita. Itu karena bahkan cerita ini belum dimulai….
Jadi disinilah semua kisah kita bermula….
Secarik Harapan Dibalik Tirai Harmoni…
**********************************************************************************
Aku melihatmu disana... Tak jauh, namun sosokmu tak sanggup kuraih…
Jikalau akhirnya kau datang, maka itu hanyalah karena anugerah…
Hanya harapan dibalik dentingan harmoni...
*********************************************************************************
Hai…. Aku Leona Alexandria Windara. Namaku pasaran, ya? Banget kali…. Tapi jujur aja, aku seneng sama namaku sendiri (jangan bilang aku narsis!!), abis pelafalannya enak. Le-o-na.
Kalo nulis aku sering pake aku-kamu. Tapi ngomong jarang sih, paling kalo ngomong sama sepupu-sepupuku doank aku pake aku-kamu. Kenapa, ya? Kayaknya emang udah keturunan deh…. Khekhekhe…. Terus di rumah itu aku sering ngomong pake bahasa Mandarin, soalnya mamaku itu guru Mandarin. Kadang justru kalo ada barang yang aku mau atau mau minta izin, aku harus bisa ngomongnya pake bahasa Mandarin. Kalo enggak keinginanku ga bakalan dipenuhi. Hiiikkkssss! Tapi enak juga sih, gara-gara itu aku jadi gampang buat ngomong bahasa Mandarin. Walaupun untuk tulis-menulis aku lemah, cuma ngafal doank. Hoho…. Kalo ngomong, aku bisa…. Jago malah… Wahahaha… (Aku ga nyombong kok. Cuma bangga. Beda ga tuh?). Karena itu aku jadi murid kesayangan Lao Shi-ku. Lao Shi Fresya. Hehehehe.
Ngomong-ngomong, kok aku jadi ngomongin mamaku melulu, ya? Ehem, aku ceritain tentang aku sendiri juga deh…. Aku lahir tanggal 8 Januari 1997. Aku cinta musik, kesenian, sedikit sastra, sayang aku ga terlalu suka olah raga, kecuali bulu tangkis. Aku sering banget maen bultang pas pulang sekolah sama temen-temenku. Cuma mamaku sering mencak-mencak, karena kulitku yang cenderung cepet hitam, jadi kalo abis maen setelah pulang sekolah kulitku pasti bakalan tambah item lagi, dan item lagi, terus sampe sekarang ga balik-balik putih lagi. Hohoho….
Oh ya, tambahan, aku ini bener-bener seorang yang ditakuti sama cowo-cowo di kelas. Entah kenapa, tapi nampaknya mereka takut sama aku yang ga takut jorok, dan juga pukulanku yang pedas mantab. Aku orangnya gamblang dan selalu ngomong apa adanya, juga terkadang terlalu kepengen tau segalanya, sampe kadang bikin temen-temenku sakit hati. Yeah, that’s my bad part….
Hobiku baca komik. Saya gila, selaluuu…. Anime juga begitu kok. Hehehe…. Aku cinta JEPANG! Makanan, anime, komik, novel, tempat wisata, pesawat terbang (?), budaya, bahasa, dll. Tapi kalo artis aku lebih suka KOREA! Yaaah… SUPER JUNIOR! Itu grup kesukaanku. Mungkin aku udah bisa masuk sebagai ELF (Ever Lasting Friend), sebutan buat fans-fans Suju. Tambahan lagi, sekarang akupun B2UTY (bacanya BEAUTY, alias sebutan buat fans-fans nya B2ST [bacanya BEAST])
Hehehe…. That’s all about me, thanks for ‘see’ this stupid and useless hand-writing about myself. Hohoho….
(Leona Alexandria)
“Heh…. Le, lu mulai ga waras ya? Jem bebasnya pelajaran komputer lu malah nulis-nulis ga jelas. Orang sableng….” Levina, teman baik Leona yang duduk di sampingnya saat jam pelajaran komputer karena nomor absen mereka beruntut itu menegur Leona yang sedang menulis-nulis di buku diary Winnie The Pooh nya yang baru didapatkannya saat ulang tahunnya 8 Januari kemarin.
“Nah lhooo…. Lu sendiri? Ngapain ente?” Leona mulai membalas perkataan Levina sambil mendekati meja komputer temannya itu. Levina pun sepontan menutupi monitornya dengan kedua lengannya, agar tulisan yang diketiknya tak terlihat.
“EIIIIIITTTSS!! Ga boleh liat, ini melanggar privacy! Ini ‘kan secret project!” Levina tidak membiarkan Leona untuk melihat cerita yang baru dibuatnya itu, yang Leona tau berjudul Angel War.
“HUH!! Ya udah, aku ngambek aja!” Leona mulai menggoda dan mengajak Levina bercanda.
“Eh!! Iya, iya…. Jangan ngambek lagi donk…. Kemaren ‘kan udah ngambek. Jelek banget kemaren….”
“Heh? Bodo amat! Onee-chan (bahasa Jepang : Kakak perempuan) ja-at!” Leona pura-pura memasang tampang yang ditekuk.
“Iya, iya…. Onee-chan mengaku kalah, nih onee-chan kasih naskah asli nya Navy hasil ide dan tulisan kita sekarang deh.”
“HOREEE!! Akhirnya….. Navy… Navyyyy!!” Leona loncat-loncat kegirangan, karena akhirnya akan diperbolehkan membaca salah satu cerita Levina, yaitu Navy, yang juga dibantu dengan ide-ide gila pada bagian konflik-konflik yang terjadi. Yap, Leona adalah masternya pembuatan konflik gila-gilaan yang sarap dalam sebuah cerita. Tapi kalo disuruh bikin penyelesaiannya suka mandek, walaupun nanti akhirnya ketemu. Yang paling males itu bikin ceritanya, begitulah Leona. Leona’s style….
Levina adalah seorang anak yang cinta baca, cinta nulis. Dia sering banget nulis sebuah cerita cinta maupun persahabatan, bahkan fantasi, jauh sebelum Leona. Dan dia berhasil menyebarkan virus cinta Sitta Karina (nama seorang novelis teenlit di Indonesia) dan cinta menulis. Padahal sebelumnya Leona cuma suka membaca buku-buku luar negeri. Ralat, hanya komik-komik cowok (Shounen manga), komik cewek (Shoujo manga) dan buku-buku novel Jepang terjemahan, macam Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela dan Botchan. Dan sebagai timbal balik, Leona menyebarkan virus cinta manga dan anime nya kepada Levina. Dimana sekarang Levina cinta banget sama Kaichou wa Maid-sama (My Sweet Kaichou.
“Hei!! Siapa tuh yang loncat-loncat?! Nomor berapa? Ibu kurangin, ya nilai ulangan kamu!!” Bu Vera terdengar marah dari komputer guru.
“Huuuaaaaa….” Leona langsung pura-pura tak terlihat dan duduk di kursinya lagi dan membuka sebuah file di komputernya. Nama foldernya luarnya sih games, lalu di dalam ada sebuah folder dnegan nama aneh yang tidak terdeteksi oleh siapapun, kecuali kalau sudah membuka folder tersebut. Nama folder itu PPPDG. Buat yang tau kalo Leona ikut ekskul Desain Grafis (DG) Lanjut, maka akan langsung menebak kalo folder itu adalah folder yang berisi gambar buat tugas DGL-nya. Tapi sebenernya bukan, dan yang tau kebenaran itu cuma 4 orang termasuk Leona sendiri : Renata, Levina, dan tante Leona yang lebih kecil dari dia, Levana.
“Leonaaa~~ Lagi ngapain? Dengerin lagu SUJU yuk!! Lagi demen sama ‘I am’ nih…” Renata langsung berlari menghampiri komputer nomor 15.
“UWOOOH!!” Leona langsung meng-close folder tersebut.
“…Haaaaa…. Ketauan ya…. Buka yang enggak-enggak…. Ayo, ngaku tadi buka apa Kyu?” Renata menginterogasi Leona dengan panggilan ‘Kyu’ yang diambil dari Kyuhyun, nama salah satu personil Super Junior yang paling disukai oleh Leona.
“Ooh… hyung (panggilan untuk kakak laki-laki dari adik laki-laki dalam bahasa Korea) toh. Kyu kira siapa…. Tadi abis mengagumi seseorang, Wookie-hyung…” Leona kembali membalas panggilan Renata dengan panggilan ‘Wookie’, nama kecil ‘Ryeowook’, salah seorang personil Super Junior juga, tetapi yang ini adalah personil favorit—ralat deh, fanatik-nya Renata.
“Hayooo, lagi menikmati pemandangan, ya? Ngeliatin siapa tuh? Siiiii~~?”
“Shhhhttt!!” Leona menyuruh Renata untuk diam, dan tidak menyebutkan nama ‘itu’.
“Aaahh…. Paling si ‘EHEM’.... Iya ‘kan?” Levina muncul dari belakang dan mengikuti pembicaraan antara Leona dan Renata.
“Ah, K-K-K-K-K diem aja deh!” Renata membalas perkataan Levina, seraya menyebutkan huruf pertama dari orang yang disukai oleh Levina.
“IIIKKHH!! Diem!” Levina memukul lengan Renata pelan.
“Alah, malu bilang aja….” Leona meledek Levina lagi, seraya membuat wajah aneh dengan mengangkat-angkat alisnya.
“Hehehe…. Leo mah baek, belain aku…. Hohoho…. Eh, lu abis ngeliatin si W-W-W-W-W-W, ya? Pemandangan indah buat lu..!” Renata langsung membuat dua orang keki sekaligus.
“Deuh…. ‘A’ diem aja deh….” Leona menyebutkan huruf pertama dari orang yang disukai oleh Renata, dan itu adalah nama sekelas mereka. Dan langsung berlari kabur dari Renata yang tampangnya menunjukkan kalau dia siap menelan dan mencerna Leona bulat-bulat.
“Leo!” Renata akhirnya ikut-ikut lari di lab komputer.
“…Hauh…. Orang gi~~la!” Levina cuma bisa geleng-geleng sambil melihat aksi kejar-kejaran yang dilakukan oleh Renata dan Leona sambil menunjuk mereka berdua. Dan tiba-tiba….
KREK! Pintu terbuka dan Bu Vera masuk ke ruangan, dan seketika juga langsung berteriak, “SIAPA ITU YANG TADI LARI-LARI??!!! Ibu nol-in nilai UTS nya!!” Dan sepatah kalimat manjur itu langsung membuat Leona dan Renata ngibrit ke tempat duduk masing-masing dengan tampang tak berdosa. Sementara semua anak-anak 8-2 ngikik-ngikik gara-gara kejadian bego yang baru aja lewat di depan mereka. Sang pemimpin kelas (dimana justru anak-anak cowo yang bandelnya ga ketolongan takut sama Leona) dan sang cempreng (Renata, gara-gara kalo ngomong suaranya cempreng) lari-lari kejar-kejaran di dalem ruangan. Mereka ga mau tau karena apa, bagi mereka itu cukup menghibur karena dapat melihat Bu Vera ngamuk-ngamuk di depan.
Begitulah hari-hari seorang Leona di sekolahnya, di dalam kelas yang berisi orang-orang gila. Yah, dengan Adam, sang juara satu yang hobi maen kayak orang gila, bahkan sehari sebelum ulangan. Tapi tetep aja nilainya bagus, walaupun selama sehari waktu ada ulangan dia bakalan stress seharian sebelum ulangan itu berakhir.
Dengan salah satu teman sekelas mereka juga, Alexa yang selalu dipanggil Lexa, yang jago banget maen basket. Sayang anaknya bandel dan nilainya pas-pasan. Justru malah tergolong kurang, dan yang jadi mentor dia di kelas adalah Leona dan Victoria, salah seorang teman sekelas Leona juga yang tergila-gila pada anime Fairy Tail dan Black Butler, sama seperti Leona. Jadi kadang kalo udah ketemu, Leona dan Victoria malah bakalan nyanyi-nyanyi lagunya Fairy Tail atau ngomongin Black Butler. Dan akhirnya Alexa bakal kebingungan sendiri, dan bakal marah-marah. Namun pada ujung-ujungnya malah Alexa yang akhirnya ngajak maen, dan sekarang giliran Leona yang ngamuk-ngamuk.
Dengan Maxwell bersama rambut kribo brokolinya yang kocak dan lucu yang membuat dahinya begitu bersih dan menonjol sampe dipanggil ‘jenong’.
Nadira, sang ketua kelas yang sedikit suka ngobrol dan ga suka ngatur temen-temennya. Akhirnya temen-temennya itu dibiarin ngelanggar peraturan, karena dia nya sendiri ngelanggar. Sedangkan pada akhirnya tugas atur mengatur diserahkan Leona yang menjabat sebagai sekertaris dan mantan ketua kelas.
Sang juara dua, salah satu teman baik Levina, Deborah, yang luarnya alim-alim dengan kacamata dan wajah tenang. Ternyata dia bisa tiba-tiba masang tampang ajaib yang bisa bikin ketawa ngakak sampe jongkok, atau nyeletuk dengan joke nya yang jayus dan bikin kita malah tambah pengen ketawa sangking jayusnya.
Dan masih banyak teman-temannya yang selalu mewarnai hari-hari Leona. Tapi sebenarnya Leona ini biasa dipanggil mami, karena spesialis marah-marahin anak cowo yang pada maen pokemon waktu jam pelajaran dengan cara yang unik. Secara, karena Leona juga maen pokemon di DS nya. Dan mungkin dia adalah satu-satunya cewe yang maen pokemon di angkatan dia, jadi dia pun menegur dengan menyebutkan salah satu jurus yang disebutkan oleh teman-temannya yang sedang bermain. Leona pun sering dipanggil ‘mami’ oleh Steve dan Samuel, dua orang dari 5 orang yang sering maen pokemon di kelas waktu jam pelajaran.
Leona yang jago mandarin dan jago musik sering dicari anak-anak cowo buat diajarin sebelum ulangan atau minta clue kalo ulangan berbicara mandarin. Karena Leona selalu dapet giliran pertama dalam menghadapi ulangan berbicara Mandarin. Cowo-cowo menganggapnya helpful karena Leona selalu membantu mereka dengan tulus. Tapi Leo itu paling anti sama yang namanya ngasih jawaban ke mereka. Jadi dia bener-bener harus kerja keras demi ngajarin mereka sampe bener-bener ngerti.
“Leo, tadi lu buka apaan sih? Kasih tau donk! Bener ‘kan lu abis ngeliatin foto-foto WD yang lu ambil dari facebook?” Levina mendekati Leona yang sedang duduk sambil berpangku tangan sambil berpikir untuk mendapatkan inspirasi, biar bisa melanjutkan ceritanya yang berjudul Ketika Merah Bertemu Biru.
Spontan Levina melupakan pertanyaannya yang tadi, karena KMBB merupakan balasan dari Leona untuk Levina. Balasan untuk cerita Navy yang mendapatkan inspirasi dari Leona. Dan tokoh Algea dari novel KMBB itu pun terinspirasi oleh Levina.
Dengan heboh dan dengan mata yang membelalak, Levina terlihat mengambil mouse untuk membaca cerita yang tak kunjung selesai tersebut karena kebiasaan Leona yang tidak bisa stick dengan sebuah pekerjaan. Leona punya banyak konsep, punya banyak ketikan, punya banyak cerita, namun yang selesai baru satu. Itu pun dengan Levina yang memaksanya untuk menyelesaikan cerita itu dengan secepat mungkin. Karena akan segera dikumpulkan dan dikirim kepada seorang editor yang merupakan teman dari guru les matematika mereka.
“UOOOOHH!! KMBB!! Mana Senna? Gue mau liat! Udah sampe mana nih?? Hohoho…. Gue penasaran,” Levina langsung menyerobot mouse tersebut dan langsung manyun saat melihat scroll mouse tersebut berhenti pada page 5.
“Bah! Lama banget sih? Sini gue minta, gue lanjutin sesuai dengan imajinasi gue sendiri!” Levina dengan cepat langsung mencopot USB-nya dan bersiap untuk meng-copy file tersebut. Dengan tak kalah cekatan Leona mencegahnya.
“GA BOLEE~H! Enak aja. Ini punya gue! Nyohohoho!”
“Cepetan donk! Makanya gue udah ga sabar nih!”
“Lha, gue bakal kasih ini ke lu pas ultah lu nanti pas Agustus ‘kan?”
“Iya, tapi konsep cerita yang lu kasih tau ke gue aja udah panjang. Terus lu baru nyampe 5 halaman. Masih panjang ‘kan?”
“Iya sih. Ada konsep, tapi gue ga tau gimana nyampein-nya. Lagian gue lagi lack of inspiration. Dan gue lagi niat banget sama karya gue yang baru. Judulnya Melepasmu (Let You Go). Gue niat banget gara-gara cowo nya itu gue bikin sambil mikirin si ‘itu’, hehehe. Padahal kayaknya mereka ga ada mirip-miripnya. Wakakakak…”
“Nah, ‘kan? Liatin tuh, kesambet apa lagi lu? Ckckck…”
KRIIIING!! Bel tanda pelajaran telah usai menghentakkan hati seluruh siswa sekolah ini, SMPK Pelita Iman Puri. Menandakan hari Jumat ini hampir usai, ya, tinggal satu jam pelajaran lagi , yaitu jam wali kelas yang selalu ada pada jam terakhir pada hari Jumat. Semua siswa dari setiap kelas pun mulai berhamburan ke kelasnya masing-masing.
Kelas 8-2 pun mulai berhamburan ke kelas geografi yang ada di lantai satu, kelas dari guru wali kelas mereka, Bu Asri, yang mengajar geografi. Hari ini lagi-lagi Bu Asri menegur murid-murid yang bermasalah. Dari mulai bermasalah dengan nilai, dengan guru, keberisikkan mereka saat jam pelajaran, dan tentunya permainan ga jelas cowok-cowok. Dan saat waktunya pulang, semua anak dengan senang hati menerima keadaan, akhir pekan yang telah ditunggu-tunggu telah datang di tanggal 21 Januari ini.
“AKHIRNYAAAA!! Gue udah cape banget. Kyu! Pulang yuk!” Renata memanggil Leona dengan teriakkan yang mendapat balasan ketus dari Adam yang tiba-tiba lewat di depan Renata.
“BE-RI-SIK! Ok?” Adam lewat sambil memasang tampang kecutnya kearah Renata.
“DIIIIIH!! Bacot lu, Dam!” Renata membalas wajah kecut tersebut dengan wajah monyongnya yang ga kalah nyolot.
“Udah, udah. Ayo, hyung. Pulaaang….” Leona mencoba untuk melerai dan menarik Renata ke tempat parkiran untuk pulang bareng.
“Nah, Kyu. Si Levina ga ikut?”
“Kagak, hyung. Dia ga ikut, katanya hati ini mau ngeles fisika buat ulangan ntar hari Kamis.”
“Yaaaah. Tapi ya udahlah, kita hari ini bisa latian lagu No Other terus kita lanjut nonton SS (Super Show : Tour Concert Super Junior)1! Yaaaaay!”
“EHEM! Inget, hyuuuung. Hari ini mesti menyelesaikan bagiannya Dong Hae (Nama salah satu personil Super Junior) lho…”
“Duuuuuh. Itu ‘kan susah, Le. Masa disuruh nyelesaiin?”
“HARUS! Kalo ga, ga boleh nonton Wookie-oppa (Bahasa Korea : panggilan kakak laki-laki untuk perempuan)!”
“Huhuhu…. Iyaaaa~ Ampuuuuun….”
“Nah, lu bawa partiturnya ‘kan? Jadi langsung ke rumah gue nih? Soalnya mumpung hari ini guru DG gue lagi ga masuk. Fufufu….”
“Eh? ....ga bawa tuh, Le. Hohoho.”
“……..BILANG DONK! Kalo gitu sekarang kita ke rumah lu dulu!!”
“Hehehe…. Iya, ampun cici Leoooo~”
Renata dan Leona pun akhirnya pulang ke rumah mereka yang sama-sama terletak di Perumahan Permata Buana. Untuk latihan ulangan seni budaya musik, duet gitar dan piano, dengan lagu Super Junior – No Other, re-arransement by : Leona Alexandria Windara.
-----------------------------------------
That's it... Malu sih, tapi ya udahlah.. Wahahaha~
Thx, JW
BTW kayaknya gue juga udah ga bakal post lanjutannya lagi... Karena itu rahasia pribadi ._.
Hehehe...
Kok ngga dipost lagi kelanjutannya? Penasaran neehh... ._.
ReplyDeleteGue tau kok Leona sapa, hihi
Malas... Malu.... HEHEHE!
ReplyDeleteOk... Yah ga heran lu tau LEONA itu sapa... ==
wkwkwkwkwk