My Pages

Sunday, August 28, 2011

SUJU FANFIC—15 (14) Years Old Nanny (part 2)

SUJU FANFIC—15 (14) Years Old Nanny (part 2)

Title : 15 (14) Years Old Nanny (part 2)

Author : Jenifer Wirawan a.k.a Cho Hae Ra

Main Cast : Kibum, Kyuhyun

Other Cast : Heechul, Leeteuk, and all SUJU's members (15 of them). Plus some SM's artists. Also imagination charas..

Genre : ....? I don't know... Slice of Life?

Lenght : Part 2 - on going

 “Pengasuh?” Kyuhyun terlihat bingung dan memandang sedikit takut sambil masih memegangi tangannya yang tadi ditangkis oleh Hae Ra, ya oleh ku. Memang oleh siapa lagi? “Hanya seorang pengasuh baru, lalu kau jadi bangga?” Kyuhyun sekarang terlihat lebih marah lagi, lebih daripada satpam yang tadi aku ledek. Walaupun dia memasang tampang garang dan mata yang melotot, aku sama sekali tidak takut padanya. Walaupun matanya keluar sekalipun, melototnya tidak akan lebih besar daripada melototnya mataku ini. Dasar bodoh, sok jago, banyak gaya, menyebalkan…

“Kau mau mati, HAH?! Sekalian saja kau menyusul dengan nenek bau tanah yang bodoh ini!” Kyuhyun lagi-lagi membentak dengan suara yang kasar sambil menunjuk kearah Joo Ra-ssi tanpa ada sedikit pun rasa hormat pada orang yang lebih tua. Kalau ini bukan rumahnya, mungkin dia sudah kuhajar!

“Tolong jangan berisik disini. Ada apa?” seorang laki-laki lagi, yang lebih tua datang untuk melerai aku dan Kyuhyun. Mungkin karena suara kami berdua sudah terlalu tinggi dan berhasil membuat orang yang nampak tenang ini naik darah. Sehingga dia harus keluar dari ruangannya, entah kamar atau kantor? Dia nampak dewasa dan lebih bertanggung jawab dibandingkan KYUHYUN~ GROARRR!!

“Ah, Kibum-ssi, maafkan saya. Mereka bertengkar karena saya.” Joo Ra-ssi terlihat lega saat dia melihat orang yang ternyata bernama Kibum ini. Ah, jadi dia yang tadi disebut oleh Joo Ra-ssi, bagiku dia ini JAUH LEBIH BAIK DARI KYUHYUN!! Uuuuurrrggghhh… Oh, ok.. dia lebih pendek dari Kyuhyun…. Dia kakaknya atau adiknya?

“Jelaskan apa yang terjadi. Aku tidak akan meminta Kyuhyun. Tapi aku akan memintamu, nona…” Dia mengalihkan pandangannya kearahku secara langsung. Tanpa senyum, dataaaaaar sekali…. Omo, kacamatanya membuatku meleleh…. Dia keren juga~ YA! Ini baru namjaaaa~

“Oh, ara-yeo,” aku membuyarkan lamunanku, dan akupun siap menjawab pertanyaannya dengan JUJUR. “Tadi saat aku dan Joo Ra-ssi sedang naik keatas tangga, kami bertemu dengan Kyuhyun. Kyuhyun langsung memarahi Joo Ra-ssi tanpa berpikir terlebih dahulu. Tapi lebih memikirkan dirinya sendiri, dan dia menggunakan bahasa yang kasar. Apalagi tadi dia juga hampir memukul Joo Ra-ssi, tapi tadi aku melawannya. Aku hanya tidak suka cara yang tidak sopan dalam memberlakukan orang yang lebih tua. Kalian ini ‘kan orang kaya. Seharusnya kalian tau diri dan tau adat, tapi dia malah berlaku seperti orang yang tidak tau norma, sopan santun, dan orang barbar. Dia seperti orang yang tidak beradab.” Jelasku panjang lebar, sampai semua uneg-uneg ku pada Kyuhyun aku keluarkan. Oh, aku melupakan bagian dia menggebrak tembok, dan mengatai aku penguntit. Ah, ya sudahlah.. Aku sudah terlanjur berhenti disini.

“….Apakah dia menyebutkan sesuatu tentang….game?” Kibum-ssi menyebutkan kata-kata keramat yang ingin membuatku membunuh Kyuhyun tadi. “Iya, dia bilang kalau Joo Ra-ssi lupa mematikan kamera di bel gerbang, maka listriknya akan melebihi batas sehingga dia tidak bisa main game.”

“Ah, kalau begitu ya sudah…. Tak apa…. maafkan Kyuhyun. Kyu, minta maaf. Setidak sukanya kau pada Joo Ra-ssi atau gadis ini, kau harus minta maaf. Kau melakukan hal yang salah.” Kibum-ssi menyuruh Kyuhyun untuk meminta maaf pada kami. Oh, begitu ya…? Apakah Kyuhyun mau meminta maaf pada akhirnya? Aku penasaran….

“Arasseo. Mianhe. Cukup, hyung? Aku mau siap-siap sekolah….” Kyuhyun saja nampak takut saat berhadapan dengan Kibum-ssi. Oh, bukan takut. Tapi rasa kagum… atau segan? Ah, susah membedakannya. Lagipula Kibum-ssi adalah kakaknya, tidak heran kalau dia segan. Kibum-ssi adalah orang ke-2 yang paling berkuasa di rumah ini setelah ayahnya, menurut hukum yang biasa berlaku.
 “Bagus. Kalau begitu aku akan kembali masuk. Silahkan selesaikan pekerjaan kalian.” Kibum segera masuk kembali kedalam ruangannya. Aku jadi merasa….takut padanya. Dia menyeramkan dalam arti yang tertentu. Hhhh… Ya sudahlah… Lupakan saja, walaupun Kyuhyun memang masih tetap menyebalkan!

“Joo Ra-ssi, ayo cepat aku belum bertemu dengan Soora dan Seokhoon,”ujarku mengingatkan Joo Ra-ssi tentang tugas utamaku. Pengasuh….

“Oh, ya… baiklah. Ayo segera ke lantai tiga.” Dan kamipun naik keatas dengan diam, selama mataku menjelajah untuk mengagumi keindahan dan kemewahan rumah ini.

--------SESAMPAINYA DIATAS--------

*CKREK*

Pintu dari kamar kedua anak itu pun dibuka. Mereka tidur dalam satu kamar, mereka nampak begitu rukun. Ah, manis sekaliii…. Aku ini memang suka anak kecil~ Tapi ingat-ingat, aku ini bukan pedofil! Wajah mereka seperti malaikat, manis sekali. Oh, ternyata mereka bukan anak kembar. Soora yang lebih tua daripada Seokhoon. Tapi, aku sedikit bingung, kenapa ada kamar anak kecil, sendirian—maksudnya berdua dia lantai paling atas? Sedangkan tidak ada kamar yang lain lagi, walaupun banyak ruangan?

*BRAK!!*

Ah, masalah itu bisa diurus belakangan, tetapi sekarang terlihat mereka berdua sedikit...sedikit…. ok, mereka sangat takut padaku. PADAKU YANG CANTIK, MANIS, BAIK HATI, TIDAK SOMBONG, DAN RAJIN MENABUNG INI!! HEEIIIIIII~~ Mereka langsung bersembunyi di dalam kamar mandi saat melihatku. Padahal tadi keduanya sedang mencuci muka dan menyikat gigi dengan imutnya, tapi sekarang pintu itu ditutup supaya aku tidak bisa melihat mereka…salah deh, supaya mereka tidak bisa melihatku. TIDAAAAAKKK!!~~ Aku tidak salah apapun pada kalian…. Huhuhuhu…. Rasanya aku ingin menangis saja…

“Soora-yang, Seokhoon-goon, ini adalah pengasuh baru kalian menggantikan yang kemarin berhenti itu.” Joo Ra-ssi menerangkan sambil bergerak masuk ke dalam kamar yang BUESUAR itu, sedangkan aku mengikutinya dari belakang. Di sebelah kanan ada ranjang yang berseprai putih dengan motif bunga-bunga berwarna ungu, sedangkan di sebelah kirinya terdapat ranjang yang berseprai biru tua dengan gambar mobil-mobil yang ada di dalam kartun ‘Cars’ produksi Walt Disney.  

“…..Arasseo.” Gadis kecil itu menyembulkan kepalanya sedikit di celah kecil dibalik pintu kamar mandi, lalu kembali menutup pintu rapat-rapat secepat kilat. Joo Ra-ssi pun menghela nafas dan mendatangiku. “Boleh kau keluar dulu? Lalu tolong tutup pintunya. Aku akan mencoba berbicara kepada mereka dulu.” “Oh, boleh…” jawabku sekenanya. Aku tidak tau apa salahku pada mereka sehingga mereka begitu takut padaku. Jadi aku tak berdaya lagi disini…

Aku pun segera keluar dari kamar yang nyaman itu dan menutup pintu, lalu aku pun memandang kearah tangga tanpa tujuan. Aku melirik tajam kearah sebuah bayangan yang datang dari arah tangga, Kyuhyun. Dia terus memandangku dengan tatapan tajam yang menyebalkan dan membuatku benar-benar ingin menariknya kemari dan melawannya satu lawan satu disini.

“Wae?” Aku bertanya masih dengan nada yang sedikit sopan, tidak sepadan dengan apa yang telah dia perbuat kepadaku hari ini. “Kuharap keluarga kami tidak perlu cepat-cepat memesan nisan untukmu.” Katanya ketus sambil tersenyum sinis dan berlalu ke sebuah ruangan yang berada tepat di seberang ruangan ini. Tak jelas ruang apa, lagipula aku hanya orang luar yang sebal padanya, dan sebentar lagipun aku hanya bertugas sebagai seorang pengasuh bagi dua orang adiknya.

“Nisan?” pikirku dalam…. “Semiris itukah nasib pengasuh kedua anak yang manis ini?” Aku terbingung-bingung sendiri tanpa punya tempat meminta jawaban. Jadi aku hanya menatap terus kearah pintu berbahan kayu dengan warna gelap yang kutunggu untuk terbuka. Aku pun penasaran dan akhirnya mendekatkan telingaku ke pintu tersebut. Tiba-tiba…

*CKREK!*

“AUUUWWWWHHH!!!” Teriakku kesakitan saat pintu itu tepat menghajar bibirku dan dahiku sekaligus. Ah, aku melupakan soal hidungku yang ikut nyut-nyutan sekarang.
“..Mianhe, Hae Ra-yang,” Joo Ra-ssi nampak kaget saat melihat keadaanku itu, dan spontan memanggilku dengan tambahan embel-embel ‘yang’. “gwenchana?” tanyanya cemas sambil memegang tanganku yang masih memegangi dahiku, dan bibirku. Untung bukan telingaku yang terhajar, kalau tidak mungkin sekarang aku sudah tuli.

“G-gwenchana…” Jawabku sambil memegangi kepalaku yang terasa sedikit pusing. “….Bisakah kita bicara dulu sebentar?” Joo Ra-ssi bertanya padaku yang masih merasa pusing ini. Aku yang masih kesakitan hanya bisa mengangguk tanpa tujuan. Memangnya mengangguk itu punya tujuan lain selain keatas dan kebawah ya? Beginilah aku yang masih error karena ditabok pintu….

Joo Ra-ssi segera membawaku ke sebuah kursi yang berada di lantai atas, dan menyuruhku duduk. Sedangkan dia jongkok di sebelahku dan mulai menerangkan. “Mereka itu…..membenci eksistensi seorang ibu.” Joo Ra-ssi memulai dengan kalimat yang membuatku lupa dengan sakit kepalaku, dan membuatku mendengarkannya 100%. “Siapa? Seokhoon dan Soora?” tanyaku antusias.

“Semua. Semua anak yang ada disini, termasuk Kyuhyun-ssi dan Kibum-ssi.” Joo Ra-ssi menjawabku dengan tatapan yang sedih seakan sedang membayangkan memori yang berjalan di otaknya seraya menceritakannya padaku. Eh, sebentar… “Aduh, Joo Ra-ssi jangan sebut namanya, apalgi keras-keras. Aku jadi sakit kepala…” Ujarku memang berlebihan sih… “Lagipula dia ada disana.” Aku menunjuk ruangan misterius yang dimasuki oleh Kyuhyun tadi.

“Ah…. Kalau begitu kita sebaiknya tidak mengganggunya kalau begitu….” Joo Ra-ssi berdiri lalu membantuku untuk berdiri juga. “Aku juga tidak tertarik untuk mengganggunya, kok. Aku tidak kurang kerjaan.” Pikirku sambil berdiri dan mendengarkan Joo Ra-ssi yang kembali menerangkan kepadaku, “jadi jangan heran kalau mereka, Soora-yang dan Seokhoon-goon, yang akan kau urus itu takut dan tidak suka padamu.”

“Tunggu, Joo Ra-ssi, aku ini tidak seperti seorang ibu ‘kan? Aku ini masih sekolah. Mungkin lebih tepat kalau aku menjadi kakak mereka. Jadi aku tidak perlu takut….” Aku menganggap semuanya enteng, aku jagoan.

“Mereka juga punya seorang kakak yang tidak ada disini. Dia, Chae Hee-ssi sedang pergi keluar negeri selama 4 tahun,” Joo Ra-ssi kembali menerangkan perihal keluarga ini padaku. Oh, baguslah…. Karena ada seorang anak perempuan lagi disini, jadi mungkin aku bisa berteman dengannya. “dia adalah yang paling tidak disukai di rumah ini.” Tapi kalimat ini membuat kaget dan membuang harapanku untuk berteman dengannya jauh-jauh.

“….Ok, tapi mungkin sekarang lebih baik aku segera bertemu mereka dan mengantar mereka ke sekolah,” aku menunjukkan jam tanganku yang menunjukkan pk. 6.30, sedangkan sekolahku mulai jam 7 pagi, dan pulang pk. 22.00 nanti. Bagaimana aku menjemput mereka?” aku bertanya polos pada Joo Ra-ssi, benar-benar tidak tau harus berbuat apa.

“Nanti, biar aku yang menjemput mereka pulang sekolah.” Suara yang nge-bass itu datang dari bawah dan sedang naik keatas. Oh, itu Kibum-ssi…. Dingin, ya…. Wajahnya itu tanpa senyum sama sekali, dan bicaranya dengan nada datar. Seram deh…. “Arasseo, kamsahamnida.” Ujarku sambil membungkukkan tubuhku. Dia pun hanya mengangguk dan berlalu lagi ke bawah lagi.

“Baiklah, ayo aku harus menghadapi mereka….” *GLEK!!* aku menelan ludahku karena tegang. Mereka harus bisa kuatasi mau tidak mau. Karena mereka adalah pekerjaanku….

*CKREK!* pintu yang memegang hidup dan matiku pun dibuka…. Di dalamnya terdapat dua orang malaikat mungil yang katanya dapat membuatku harus….masuk ke liang kubur?

-to be continue-   

HAIIIII~~ Ini adalah part 2 dari fanfic sayaaaa~~ Maaf lama dan bagian ini biasa aja gitu, abis lagi gila bikin fisika sih... Huhuhuhuhuhuhuhu~~ Doakan saya yah supaya bisa ngerjainnya~~ hehehehe~~ Gomawo. Biasa, ditunggu comment dan kritik nya. 
As usual : re-uploaded on jw-no-info.blogspot.com

Cho Hae Ra (JW)


  

No comments:

Post a Comment